PENDAHULUAN
Permintaan daging sapi yang terus meningkat, yang tidak diimbangi oleh
upaya peningkatan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan akan
menyebabkan ketergantungan pada daging impor. Perubahan keseimbangan
antara permintaan dan penawaran membuat fluktuasi harga. Ketika produksi daging
sapi terbatas, permintaan meningkat maka akan terjadi kenaikan harga daging
sapi nasional, namun ketika impor berlebihan maka harga daging sapi rendah.
Kondisi demikian menjadi dilema bagi pemerintah untuk menentukan
kebijakan. Harga daging sapi rendah menyebabkan pendapatan peternak sapi
menurun; sedangkan harga daging sapi tinggi berdampak pada kemampuan konsumen
untuk membeli daging menurun.
Sistem usaha peternakan sapi masih berada pada pola tradisional, berbeda
dengan sistem usaha ayam potong yang telah lebih maju. Jika kita memperhatikan
perkembangan peternakan ayam potong atau petelur, fluktuasi harga produk
relatif kecil sehingga perubahan harga tidak menyebabkan keresahan pada
masyarakat. Disamping itu produktivitas relatif lebih stabil, pola
kemitraan yang telah dijalankan bersama antara perusahaan peternakan ayam
potong maupun petelur dengan peternak sudah mengarah pada usaha komersil.
Kondisi demikian lebih memudahkan dalam mengelola sistem pemasaran, pola
penawaran dan permintaan yang seimbang; karena produktivitas ternak telah
terukur dan pola permintaan pasar sudah bisa diprediksi.
Ketidakmampuan usaha ternak sapi dalam memenuhi permintaan bukan
semata-mata dipengaruhi oleh rendahnya produktivitas ternak dari aspek teknis,
tetapi iklim usaha yang kurang mendukung. Kita ketahui bahwa
hampir seratus persen sapi potong nasional dihasilkan oleh
peternakan rakyat berskala kecil, dengan skala kepemilikan ternak hanya 2 – 25
ekor per peternak. Permasalahan umum yang dihadapi peternakan sapi
potong saat ini adalah sifat usaha yang individual dan parsial
dengan berbagai kelemahan pada sistem usahanya serta keterbatasan sumber daya
yang dimiliki peternak.
Perubahan pola usaha dari tradisional menjadi usaha komersial yang
berorientasi profit diperlukan institusi atau kelembagaan yang kondusif.
Sistem kontrak (contract farming) merupakan satu
mekanisme yang bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan penghidupan petani
kecil. Belajar dari keberhasilan sistem ini pada ternak ayam potong dan
petelur, maka petani kecil dapat merubah pola usaha mereka. Konsep “contract farming” atau kontrak kerjasama usahatani, diharapkan
dapat melibatkan usaha ternak skala kecil dalam kelembagaan yang kuat
menjalin kerjasama dengan perusahaan, memperkuat sumber kapital melalui akses
pada lembaga keuangan formal, dan membangun jaringan pemasaran hingga ada
jaminan keuntungan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Contract Farming (CF)
Definisi contract farming, secara umum
merupakan penetapan aturan yang mengikat antara dua pihak yang terdiri
dari perusahaan pertanian (kontraktor) dengan petani secara perorangan (Catelo
dan Costales, 2011). Rancangan institusi yang mempertimbangkan pemanfaatan
fasilitas akses pasar, bersama dalam memasarkan input dan output secara
kolektif, yang didukung oleh pemerintah dan swasta (Jabbar et al., 2007). Contract farming dalam bidang peternakan adalah kerjasama
antara peternak dengan pihak kedua yang terjalin secara baik jika saling
ketergantungan yang saling menguntungkan, mengurangi beban resiko yang selama
ini hanya ditanggung oleh peternak. Mereka memiliki kepastian bahwa produk yang
dihasilkannya akan dibeli. Dalam jangka panjang mereka juga memperoleh manfaat
yaitu peluang kemitraan di masa depan serta akses terhadap program-program
pemerintah (Daryanto, 2007) .
Potensi yang menguntungkan bagi Peternak
Bagi peternak kecil pemasaran hasil produk masih merupakan aspek penting
yang membutuhkan penanganan. Peternak seringkali harus menerima resiko harga,
fluktuasi harga ternak mempengaruhi kestabilan penerimaan, dan peternak dalam
pemasaran adalah sebagai penerima harga (price taker). Sistem
kontrak yang menjamin pemasaran dapat mengurangi biaya transportasi
dan tidak ada pengeluaran biaya lainnya selama proses pemasaran.
Mengurangi resiko harga yang ditetapkan pasar atau harga yang
ditentukan oleh pembeli dilakukan dengan mencari informasi pasar yang lebih
baik dan memiliki akses pasar yang pasti, dimana peternak dapat mengetahui
kualitas dan kuantitas ternak sesuai permintaan pasar. Perusahaan dapat
mengintroduksikan bangsa ternak unggul dan transfer teknologi kepada peternak
agar produk yang dihasilkan sesuai dengan permintaan pasar. Dengan
demikian insentif yang diterima lebih besar yang diperoleh dari efisiensi yang
bisa diterapkan dengan harga pasar yang diterima.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan
Sistem kerjasama memberikan keuntungan bagi perusahaan karena dapat
menerapkan efektivitas biaya yang dikeluarkan. Perusahaan dapat
memproduksi ternak sesuai kebutuhan pasar tidak perlu membangun kadang, tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk membayar tenaga kerja, tidak mengeluarkan biaya
untuk pakan. Kualitas yang dihasilkan konsisten karena ada jaminan
kontrol dari kelompok tani.
Potensi kerugian yang ditimbulkan contract
farming
Bagi Peternak. Contract farming berpotensi pada hubungan kerjasama yang
kurang seimbang antara peternak dengan perusahaan. Terjadinya monopsony
karena penolakan produk oleh perusahaan, kurang transparan dalam menentukan
harga produk. Oligopoli juga terjadi akibat ketidak seimbangan kontrak tersebut.
Kurang terjalin kepercayaan pada kedua belah pihak. Ketergantungan yang
berlebihan diciptakan oleh perusahaan dapat menyebabkan hutang peternak yang
tidak mampu dibayarkan. Hilangnya fleksibilitas dan peternak telah
terperangkap dalam kontrak sehingga tidak memiliki kekuatan untuk berbuat
banyak kecuali mengikuti kondisi, hal ini biasanya yang membuat peternak
menderita. Perbedaan penerapan pola usaha dimana perusahaan bersifat
komersial sedangkan peternak bersifat tradisional menyebabkan ketidak-amanan
pangan.
Bagi Perusahaan. Dalam penerapan sistem contract farming, perusahaan mengeluarkan biaya
transaksi yang cukup besar untuk mencari dan memilih peternak yang sesuai
dengan kriteria yang ditetapkan oleh suatu usaha. Selama kerjasama
berjalan perusahaan juga dibebani biaya untuk monitoring.
Permasalahan lain yang terjadi dan merugikan perusahaan seperti peternak
tidak mampu menghasilkan produk sesuai keinginan perusahaan, peternak tidak
mampu mengembalikan pinjaman kredit dan lainnya yang diakibatkan oleh gagalnya
produksi. Perilaku buruk petani yang sering terjadi adalah penjualan
produk yang dihasilkan peternak kepada perusahaan lain yang menjanjikan harga
lebih atas fasilitas lainnya. Untuk input yang disediakan perusahaan maka
biaya yang dikeluarkan adalah menjadi beban perusahaan. Penyalah gunaan input
atau kredit yang diberikan pada peternak untuk digunakan pada produksi lain.
Kelemahan-kelemahan di atas tentu bukanlah merupakan kendala yang
menyebabkan timbulnya kerugian bagi salah satu pihak. Ini juga bukannya
suatu kondisi yang tidak dapat diatasi, tetapi dapat diantisipasi pada awal
suatu kontrak kerjasama dilaksanakan. Suatu kontrak tentu harus
mendapatkan kesepakatan bersama sebelum dimulai, dan kedua belah pihak harus
komitmen untuk melaksanakan. Kedua belah pihak harus memiliki hak dan
kewajiban yang seimbang, sehingga tidak ada yang merasa di rugikan di kemudian
hari.
Beberapa hal penting dalam Contract Farming
Membangun kepercayaan. Dalam suatu contract
farming membangun kepercayaan tidak mudah, karena ini menyangkut orang banyak
yang bekerjasama secara kolektif untuk suatu tujuan yang sama.
Penyelewengan dan ketidakpuasan yang terjadi di antara mereka bisa saja terjadi
kapan saja. Jika sudah ada ketidakpuasan dan adanya bentuk penyimpangan
atau pelaksanaan pekerjaan yang tidak sesuai dalam kontrak, maka akan
menimbulkan kecurigaan, yang menurunkan kepercayaan. Ini akan
menghancurkan sebuah kerjasama. Membangun suatu kerjasama tidaklah sulit
tetapi mempertahankan suatu kerjasama adalah tidak mudah.
Jaminan produksi. Peternak
sebagai produsen internal dalam suatu kerjasama harus dapat memberikan jaminan
produksi yang memenuhi keinginan perusahaan mitra. Dengan demikian pihak
perusahaan juga dapat menentukan harga yang tepat untuk produk tersebut dalam
memasarkannya. Banyak hal yang berpengaruh kuat terhadap harga produk di
antaranya kualitas produk, biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk,
biaya yang dikeluarkan selama proses pemasarannya dan pengeluaran lain seperti
retribusi dan tax (pajak).
Skala ekonomis, menentukan besarnya
produk yang dapat dihasilkan, penggunaan waktu produksi dan tingkat efisiensi
yang bisa dicapai. Pada usaha skala kecil, banyak ditemukan faktor-faktor
produksi yang tidak dapat digunakan secara efisien. Yang paling nyata
adalah penggunaan waktu pada skala kecil mungkin dalam kurun waktu tertentu
hanya menghasilkan satu produk, sedangkan dalam skala yang lebih besar kurun
waktu yang sama bisa menghasilkan produk yang lebih banyak.
Pembagian beban resiko. Idealnya dalam suatu
bentuk kerjasama maka pembagian beban resiko haruslah berimbang, tidak
ada yang merasa terbebani lebih besar. Kalau biaya yang ditanggung lebih
besar bukan berarti beban resikonya juga lebih besar. Tetapi maksudnya resiko
kerugian harus dibebani secara merata sesuai porsinya. Dengan demikian
pada saat terjadi kegagalan produksi maka tidak hanya peternak yang menanggung
resiko tetapi harus menjadi beban perusahaan juga.
Kredit permodalan. Agar usaha ternak
dapat berkembang menuju pada skala usaha yang ekonomis maka dibutuhkan sejumlah
dana. Peluang untuk mengakses modal bagi peternak peserta kontrak tentu
lebih besar karena ada perusahaan yang bisa memberikan jamian kelancaran
pengembalian. Pemberian modal usaha dapat melalui sistem Kredit.
Sumber pendanaan adalah melalui perbankan yang biasanya telah memiliki akses
dengan perusahaan sebagai kliennya. Ini mempermudah petani-peternak
kontrak dapat mengakses permodalan lebih mudah.
Efisiensi input produksi. Umumnya dalam usaha peternakan input produksi seperti : pakan, obat-obatan
dan bibit harus selalu tersedia. Ini merupakan peran penting perusahaan
untuk dapat melengkapi input dan memenuhi input yang dibutuhkan. Dalam
suatu usaha yang bersifat komersial maka akan berpandangan pada peningkatan
produktivitas, menekan biaya serendah-rendahnya dan efisiensi terhadap
penggunaan faktor produksi, tentu akan berpandangan inovatif. Penggunaan
teknologi penting bagi usaha, sehingga ini membutuhkan informasi teknologi, selanjutnya
penyebaran teknologi baru dapat menggunakan jasa penyuluhan dan kajian
teknologi.
Pengawasan dan monitoring. Jalannya suatu usaha
untuk menjamin kualitas dan kuantitas produksi senantiasa mendapatkan
pengawasan dan monitoring, ini dimaksudkan jika ada suatu permasalahan seperti
gangguan produksi dapat segera diperbaiki agar tidak berlanjut karena dapat
menyebabkan kerugian.
Komitmen jangka panjang. Setiap usaha apapun
bentuknya baik berupa kerjasama maupun perorangan berharap usahanya berjalan
secara berkelanjutan. Demikian pada usaha kerjasama perlu menjaga
komitmen agar kontrak kerja dapat berlangsung dalam jangka panjang.
Peran Pemerintah
Setidaknya untuk melindungi masyarakatnya dari hal-hal yang tidak
diinginkan, maka senantiasa suatu kontrak kerjasama ekonomi yang
melibatkan sebuah institusi dengan kelompok orang harus diketahui oleh badan
hukum pemerintahan. Jika pada suatu saat ada konflik atau perselisihan
atau penyelewengan perjanjian maka pemerintah dapat menambil tindakan hukum dan
dapat dilakukan secara tidak berpihak (adil).
Upaya pemerintah membangun perekonomian bangsa tentunya membantu masyarakat
tidak hanya berupa materi yang diberikan secara langsung berbentuk bantuan
permodalan atau bentuk lainnya, tetapi pentingnya kebijakan pemerintah untuk
mempertimbangkan kelompok tani dan koperasi untuk meningkatkan posisi yang
berperan dalam pembangunan perekonomian nasional. Meningkatkan posisi tawar
peternak dalam memasarkan produknya dan iklim ekonomi yang mendukung usaha
kecil sehingga mereka dapat menggunakan sumber biaya secara efisien.
Kebutuhan modal bagi usaha kecil mandiri belum dapat dipenuhi dengan mudah
oleh mereka. Pihak lembaga keuangan formal cenderung mengkonsentrasikan
dana mereka kepada perusahaan besar. Walaupun Bank juga menyediakan
kredit lunak bagi pengusaha menengah ke bawah tetapi tetap saja usaha kercil
kesulitan mengakses karena tidak dapat memenuhi persyaratan utuk menjamin
mereka mendapatkan modal usaha.
Pemerintah juga harus peka membaca peluang-peluang agribisnis baik nasional
maupn internasional agar pelaku-pelaku agribisnis yang sebagian besar adalah
petani – peternak kecil mampu berkontribusi walaupun tidak bisa dilakukan
secara perorangan. Banyak potensi yang bisa dikembangkan secara kolektif
melalui bentuk kerjasama kemitraan agar bisa berkompetisi di pasar
internasional.
Iklim usaha yang kondusif dimana pemerintah turut mendukung dalam
pengembangannya akan merangsang pertumbuhan agro industry. Kelembagaan
yang dibentuk harusnya dari bawah, membiarkan petani atau peternak yang
menentukan arah tujuannya dan membangun kelompoknya karena mereka yang paham
akan kebutuhannya. Pemerintah wajib menyediakan infrastruktur yang dapat
mendukung segala kegiatan ekonomi masyarakat dalam pembangunan perekonomian nasional.
10cric login - goldcasino.in
BalasHapusThe 10cric login allows you to make a wager, You can use a username and 10cric login password, then make a vua nhà cái withdrawal, 11bet and start playing at a table
1xbet - Up to €/£1k Bonus Code | Bet365 Review and Bonus
BalasHapus1xbet Bonus Code. Register 이천 출장마사지 with 1xbet Casino, 군산 출장마사지 claim up to €/£1k Bonus Code and get up 평택 출장샵 to €/£1000 bonus. 1XBET SPORTSBOOK CASINO. 1xbet korean 1xbet Casino Promotions. 삼척 출장샵 1xbet Sportsbook Promotions. 1xbet